Soal mouse, dan banyak teknologi lain yang ikut dibidaninya, Engelbart selalu merendah. Ia kerap mengatakan bahwa sebagian besar teknologi yang lahir dari Augmentation Research Center (ARC) adalah hasil inovasi anggota timnya. “Merekalah yang lebih layak mendapat pujian,” tutur Engelbart. Meski demikian, nama Engelbart tercantum sebagai pemegang paten perangkat bernama mouse itu. Perangkat itu dikonsep Engelbart pada awal 1960-an. Ketika itu, digelar sebuah proyek untuk mencoba dan mengevaluasi berbagi perangkat "screen selection" alias pointer. Tim peneliti di ARC ingin menemukan perangkat apa yang paling cocok untuk interaksi komputer dalam jaringan (online). Engelbart, yang mengajukan riset itu, dicatat sebagai Kepala Penelitian tetapi analisis dan pengujian secara signifikan sebenarnya dilakukan oleh Bill English, teman dekat Engelbart di dalam tim itu. English membangun perangkat berdasarkan sketsa yang dibuat Engelbart beberapa tahun sebelumnya. Ia mencoba perangkat itu dan bereksperimen dengan teknologi di dalamnya.
Perangkat itu awalnya dinamai “X-Y position indicator for a display system”. Namun tim di ARC menjuluki perangkat itu sebagai mouse alias tikus karena adanya "ekor" panjang yang keluar dari tubuhnya, yaitu kabel yang menghubungkan perangkat itu dengan komputer. Perangkat mouse inilah yang kemudian cocok dengan proyek evaluasi yang sedang dijalankan Engelbart dan timnya. Orang-orang di ARC pun mulai menggunakannya sejak itu. Mouse-nya Engelbart secara langsung menginspirasikan proyek Graphic User Interface (GUI) di Xerox Sparc Research Center. Proyek itu yang kemudian "dicuri" Steve Jobs untuk melahirkan Macintosh, perangkat komputer personal pertama dunia yang kebetulan juga menggunakan mouse. Dan peristiwa-peristiwa inilah yang kemudian menyebarkan mouse sebagai salah satu perangkat yang paling banyak digunakan di dunia. Mengenang Engelbart sebaiknya jangan terbatas pada mengenang mouse. Pria itu memiliki visi yang jauh lebih besar dari sekadar mouse.
Sumber : CHIP